jendela informasi konservasi di bali barat

PROFIL SPTN 2 BULELENG BALAI TAMAN NASIONAL BALI BARAT






Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Buleleng merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Bali Barat yang berada di Semenanjung Prapat Agung atau secara administrasi berada di Desa Sumberklampok Kecamatan Gerogak Kabupaten Buleleng.  Luas SPTN II Buleleng sekitar 6.457,141 ha dengan luas daratan sekitar 5.317,318 ha dan luas perairan sekitar 1.139,823 ha.


SPTN II Buleleng bagian barat berbatasan dengan Selat Bali, sebelah utara berbatasan dengan Laut Bali, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Trima dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sumberklampok dan Hutan Produksi Terbatas yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Propinsi Bali.
Klasifikasi iklim menurut Schmidt & Ferguson, kawasan SPTN II Buleleng termasuk kedalam tipe iklim D dan E.  Curah hujan rata-rata pada tipe iklim D: 1.064 mm/tahun dan tipe E: 972 mm/tahun.  Sedangkan berdasarkan altitude (ketinggian tempat) di SPTN II Buleleng kawasan yang tertinggi adalah Gunung Prapat Agung  dengan ketinggian ± 310 mdpl. 

Berdasarkan kondisi kawasan di SPTN II Buleleng terdiri atas kawasan daratan dan perairan (laut) maka pembagian ekosistem secara garis besar terdapat ekosistem terestrial (daratan) dan ekosistem aquatik (perairan). 
Jenis tanah di kawasan SPTN II Buleleng berbeda-beda, hal ini disebabkan  karena batuan induk yang membentuknya tidak sama.    Menurut Peta Tanah Tinjau Pulau Bali dalam Laporan Penelitian Pengembangan Terpadu  Taman Nasional dan Waduk Palasari,   jenis-jenis tanah di SPTN II Buleleng dibedakan sebagai berikut :
     
Tabel 1.  Jenis-jenis Tanah yang ada di Taman Nasional Bali Barat
JENIS TANAH
SEBARAN
ASAL
1.  Aluvial Coklat Kelabu
Sepanjang kiri kanan Jalan Gilimanuk-Singaraja, terutama di Sumberklampok.
Bahan induk endapan sungai
2.  Aluvial Hidrorphic
Teluk Terima dan Teluk Gilimanuk.
Bahan induk endapan laut
3.  Mediteran coklat
Prapat Agung,  Sumberejo
Bahan induk batu karang yang mengalami  pelapukan.

Berdasarkan letak geografisnya dapat diketahui bahwa SPTN II Buleleng terletak di daerah tropis.   Wilayah yang dikeliling oleh laut sangat dipengaruhi oleh arah angin, yaitu pada malam hari bertiup angin darat dan pada siang hari bertiup angin laut.   Karena letak Indonesia diantara dua benua dan samudra yang mengakibatkan perubahan arah angin dan perbedaan musim, yaitu pada bulan April – Oktober bertiup angin Monsoon Timur yang sifatnya kering,   maka di Indonesia  umumnya dan di Bali khususnya sedikit turun hujan.   Pada bulan April – Oktober curah hujan rata-rata hanya hanya 40 mm.   Sedangkan sebaliknya pada bulan Oktober – April umumnya merupakan bulan basah,   yaitu bulan yang mempunyai curah hujan  rata-rata  176 mm per bulan.
Kawasan SPTN II Buleleng dipengaruhi angin Munson dan mendapat penyinaran sepanjang tahun, dengan kelembaban udara antara 55% sampai 85%,     dan suhu udara rata-rata berkisar antara 22 ° C sampai dengan 24 ° C,  dengan kecepatan angin berkisar 5 – 10 km/jam. Kondisi topografi  SPTN II Buleleng  mempengaruhi curah hujan setempat.   Hal ini dapat dilihat pada keadaan musim kemarau,  yaitu lereng bagian selatan pegunungan lebih hijau dibandingkan dengan bagian utara pegunungan.